Bejana dan menyamak kulit (Hadits No 18-23)

١٨. عَنْ حُذَيْفَتَ بْنِ الْيَمَانِ قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ص (لَا تَشْرَبُوْا فِيْ اٰنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ،
وَلَا تَأكُلُوْا فِيْ صِحَافِهِمَا، فَاِنَّهَا لَهُم فِى الدُّنْيَا، وَلَكُمْ
فِى الْاٰخِرَةِ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
18. Dari Hudzaifah
bin Yaman. Ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW, : “Janganlah kamu minum
di bejana emas dan perak; dan janganlah kamu makan pada piring keduanya, karena
(bejana-bejana) itu untuk mereka (orang-orang kafir) di dunia, dan untuk kamu
di Akhirat”.Muttafaq ‘alaih (Disepakati atasnya oleh Bukhari dan Muslim).
Haditsnya:
Shah.
Maksudnya:
Melarang makan dan minum dengan memakai bejana emas dan perak semata-mata.
Hukumnya:
Haram.
١٩. عَنْ اُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ص (اَلَّذِيْ
يَشْرَبُ فِيْ اِنَاءِ الْفِضَّةِ اِنَّمَا يُجَرْجِرُ فِيْ بَطْنِهِ نَارَ
جَهَنَّمَ) مُتَّفَقٌ عَلِيْهِ
19.
Dari Ummi Salamah. Ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW,: “Orang yang
minum di bejana perak, tidak lain melainkan mencurahkan ke dalam perutnya api
jahannam”. Muttafaq ‘alaih (Disepakati atasnya oleh Bukhari dan Muslim).
Haditsnya:
Shah.
Maksudnya:
Menerangkan siksa bagi orang yang makan dan minum dengan memakai bejana emas
dan perak.
Hukumnya:
Sebagai ketentuan.
٢٠. عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ص (اِذَا دُبِغَ
الْاِهَابُ فَقَدْ طَهُرَ) اَخْرَجَهْ مُسْلِمٌ
20.
Dari Ibnu ‘Abbas. Ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW, : “Apabila disamak
kulit, maka jadi sucilah ia”. Dikeluarkan-dia (Hadits itu) oleh Muslim.
٢١. وَعِنْدَ الْاَرْبَعَةِ (اَيُّمَا اِهَابٍ دُبِغَ)
21.
Dan di sisi “Empat” : “Apa saja kulit di samak, (jadi sucilah ia)”.
Haditsnya:
Shah.
Maksudnya:
Semua macam kulit kalau sudah disamak, menjadi suci atau boleh dipakai.
Hukumnya:
Suci.
Menyamak:
Wajib.
٢٢. عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الْمُحَبِّقِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ص (دِبَاغُ جُلُوْ
دِ الْمَيْتَةِ طُهُوْرُهَا) صَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ.
22.
Dari Salamah bin al-Muhabbiq. Ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW, :
“Menyamak kulit-kulit bangkai itu ialah pembersihannya”.
Haditsnya:
Shah
Maksudnya:
Kulit bangkai apa saja kalau sudah disamak, menjadi suci atau boleh dipakai.
Hukumnya:
Suci
Menyamak:
Wajib
٢٣. عَنْ مَيْمُوْنَةَ قَالَتْ: مَرَّ النَّبِيُّ ص بِشَاتٍ
يَجُرُّوْنَهَا، فَقَالَ (لَوْ اَخَذْتُمْ اِهَابَهَا؟) فَقَالُوْا: اِنَّهَا
مَيْتَةٌ، فَقَالَ (يُطَهِّرُهَا الْمَاءُ وَالْقَرَظُ) اَخْرَجَهُ اَبُوْ دَاوُدَ
وَالنَّسَاﺋِﻲُّ
23. Dari
Maimunah. Ia berkata: Nabi SAW. Pernah melalui seekor kambing yang mereka
(orang-orang kampung) seret-dia, maka ia bersabda: “Alangkah baiknya kalau kamu
ambil kulitnya !” Mereka berkata: Bahwa ia itu bangkai. Ia bersabda: “Bisa
menyucikan-dia air dan daun salam”. Dikeluarkan-dia (Hadits itu) oleh Abu Dawud
dan Nasa-i.
Haditsnya:
Shah
Maksudnya:
Kulit bangkai itu dapat disamak dengan air dan daun salam.
Hukumnya:
Menyamak: Wajib.
Keterangan:
-
Kulit bangkai, apabila disamak, jadi
sucilah ia, yakni boleh digunakan-dia buat jadi tempat makanan dan tempat air.
-
Daun salam itu daun bagi satu pohon
tertentu, tetapi maksudnya ialah tiap-tiap daun atau benda sepat dan kelat yang
biasa orang gunakan untuk menyamak kulit.
Demikianlah terjemah Hadits no 18-23 dari Kitab Bulughul Maram, Kitab Thararah, Bab Bejana-bejana.
Semoga bermanfaatt
Wassalam.