Al - Qias

Rukun-rukun Qias
Untuk mengeluarkan hukum dengan jalan Qias itu,
diadakan 4 rukun:
1. Asalnya (yaitu yang hendak dijadikan tempat
Qias).
2. Cabangnya (yang hendak diqiaskan).
3. Hukumnya (ketetapan yang ada pada asal tadi)
4. Sebab atau sifat yang sama antara asal dengan
cabangnya.
Contohnya: Arak (khamar) umpamanya.
Menurut Al Quran dan Hadits-hadits, dikatakan dia
“haram”. “Haram” ini disebut hukumnya. “Arak” itu disebut asalnya. Adanya
“hukum haram” pada arak itu, karena arak itu bersifat memabukkan. “Memabukkan”
ini dianggap sebagai sebabnya. Maka “tiap-tiap minuman, sifatnya seperti arak
itu” dihukumkan “haram” juga. “Minuman yang bersifat seperti arak” itu
dinamakan cabangnya.
Syarat Qias
Untuk menjalankan Qias, ada banyak syarat yang
dikemukakan ulama-ulama, diantaranya:
a. Hendaklah “asal” dan “hukum” itu, sudah ada
dalam Al Quran atau Hadits, dengan tegas-tegas,
b. Hendaklah “asal” itu belum dihapuskan hukumnya,
c. Hendaklah “asal” itu perkara keduniaan atau
yang dapat difikirkan sebab-sebabnya, bukan urusan ibadah (seperti; shalat,
puasa dsb) yang tidak terang sebabnya,
d. Hendaklah “sebab” yang ada pada asal itu, ada
pula cabangnya,
e. Jangan ada cabang itu sudah mempunyai hukum
sendiri sebelum diqiaskan,
f. Jangan hendaknya cabang itu bertentangan dengan
hukum yang lain, sesudah cabang tadi diberi hukum dengan jalan Qias.
Qias Sebagai Asas
Apakah Qias itu menjadi asas Agama yang muthlaq
atau tidak, panjang pembicaraannya, dan itu perlu kita hati-hati benar.
Untuk menetapkan Qias itu sebagai asas, sering
dibawakan firman Allah ini:
يَاۤ
أَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا أَطِيْعُوا
اللّٰهَ وَأَطِيْعُوا
الرَّسُوْلَ وَأُولِي
الْأمْرِمِنْكُمْ
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ
فِيْ شَيْءٍ
فَرُدُّوْهُ إِلَى
اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman thaatlah
kepada Allah dan thaatlah kepada Rasul dan kepada ketua-ketua dari golongan
kamu. Maka jika kamu berselisihan dalam sesuatu perkara, kembalikanlah dia
kepada (hukum) Allah dan Rasul (QS: An-Nisa: 59)
Maksudnya: Kamu, orang-orang Islam, wajib turut
dan thaat kepada hukum-hukum Allah dan Rasul-NYA dan kepada hukum ketua-ketua
Islam yang tidak bertentangan dengan Agama. Maka kalau kamu berselisihan dalam
sesuatu perkara keduniaan yang kamu tidak dapati hukumnya dalam Al Quran
atau Hadits, qiaskanlah dengan hukum-hukum yang sudah ada dalam Al Quran
dan Hadits-hadits.
Rukun-rukun dan syarat-syarat Qias yang saya
bawakan diatas adalah sebagai suatu pandangan saja.
Barangsiapa memperhatikan sungguh-sungguh isi
Agama Islam, akan mengetahui bahwa Qias itu tidak menjadi suatu dasar yang
muthlaq walaupun dalam urusan keduniaan.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai Al Qias.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai Al Qias.